Alarm Mobil: Pilih Harga atau Teknologi?
Produk China atau Taiwan lebih diminati karena menawarkan harga yang lebih murah, meskipun dengan fitur yang standar.
Tingginya tingkat pencurian kendaraan bermotor semakin meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan perangkat keamanan tambahan. Salah satu yang banyak dilirik adalah alarm. Tidak hanya pemilik mobil mewah, pemilik kendaraan kelas menengah ke bawah pun banyak yang memercayakan keamanan tunggangannya kepada alarm.
Seiring dengan perkembangan teknologi, jenis dan merek alarm yang beredar di pasaran semakin beragam. Berbagai produk dari Amerika Serikat, China dan Jepang mendominasi pasar alarm Indonesia. Harganya pun beragam, mulai dari Rp 225 ribu hingga Rp 6 juta. Ivan dari Lucky yang berlokasi Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati, Jakarta Selatan, menjelaskan, saat ini pelanggan lebih memilih produk alarm yang memiliki fitur standar.
”Biasanya, konsumen tidak terlalu mementingkan fitur atau teknologi yang ada pada sebuah alarm. Mereka lebih memilih produk dengan fitur standar karena harganya relatif lebih murah,” ujar Ivan.Yang dimaksud Ivan dengan fitur standar adalah kemampuan untuk mengunci dan membuka kunci pintu dengan menggunakan remote control. Selain itu, fitur silent lock/unlock, yaitu mengunci atau membuka kunci tanpa mengeluarkan suara.
Beberapa merek alarm yang banyak diminati pelanggan di kelas ini antara lain, Police, Fujito, RWB, Casite, Top Guard, dan W-Tech. Kelas ini memang didominasi produk China atau Taiwan dengan rentang harga Rp 225 ribu hingga Rp 350 ribu. Selain produk China atau Taiwan, terdapat juga produk buatan Jepang seperti iKano dan Hunter. Dua merek ini telah dilengkapi dengan teknologi yang lebih baik ketimbang produk standar. Sebagai contoh, iKano dilengkapi dengan kemampuan untuk menyalakan mesin dari jarak jauh.
Karena lebih canggih, harganya pun lebih mahal. Berikut biaya pemasangan, iKano dibandrol dengan harga Rp 1,2 juta. Sementara Hunter dijual dengan harga lebih murah, yaitu Rp 700 ribu. Tedy Samuel dari Logam Sakti yang berlokasi di Pusat Onderdil dan Variasi Mobil Pondok Cabe, Tangerang, mengatakan dua produk Jepang ini merupakan merek yang cukup banyak dicari. ”Selain produk-produk standar, dua merek ini paling banyak dicari. Memang sedikit lebih mahal, tapi memiliki fitur teknologi yang lumayan dan cukup handal,” papar Tedy.
Biasanya, kata Tedy, pilihan produk yang digunakan tergantung dari pembelinya. Jika yang membeli merupakan pemilik kendaraan pribadi, maka umumnya akan membeli produk yang lebih bagus dan awet. Namun, jika yang membeli merupakan pedagang, maka yang menjadi pertimbangan adalah harga.
Irma dari Citra Baru Motor yang terletak di Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati menambahkan, produk yang memiliki teknologi lebih baik adalah produk dari Amerika Serikat, seperti Clifford, M1+, dan Vector. Karena lebih unggul dan lebih sensitif, produk asal negara Paman Sam ini banyak diminati oleh kalangan menengah ke atas.
Clifford, misalnya, dilengkapi dengan impact sensor dua tingkatan yang berfungsi untuk mendeteksi getaran pada badan mobil dengan lebih merata. Ia juga dilengkapi dengan anti starter. Ketika alarm dinyalakan mobil mobil tidak akan dapat dinyalakan dengan cara apapun.
Ada juga program seperti passive alarming yang berfungsi mengaktifkan alarm secara otomatis dalam waktu 30 detik setelah semua pintu tertutup. Juga dilengkapi dengan penerangan lampu plafon bila alarm dinonaktifkan. Atau teknologi Remote Chirp Silence yang membuat alarm tidak berbunyi pada saat sistem diaktifkan maupun dinonaktifkan.
Ada pula tipe Clifford yang memiliki teknologi anti pembajakan. Jadi, ketika tiba-tiba mengalami pembajakan, kendaraan dapat langsung mati dan tidak dapat digunakan. Tedy mengatakan, terdapat pula alarm yang memiliki fitur GPS (Global Positioning System). Hal itu memungkinkan pengemudi dapat selalu mengetahui lokasi kendaraannya.
Setiap bulan, Citra Baru Motor mampu menjual sekitar 20 alarm. Irma mengaku, alarm dengan fitur standar dan harga terjangkau masih menjadi pilihan pertama masyarakat. Karena itu, alarm jenis ini masih mendominasi penjualan. ”Masyarakat masih lebih mempertimbangkan harga ketimbang fungsi atau teknologi yang ada di sebuah alarm. Bagi mereka, yang penting bisa membuka atau mengunci mobil menggunakan remote,” ungkap Irma. fai
Beberapa Istilah yang Sering Ditemui pada Alarm
Autolock/Unlock
Alarm pada sistem ini bekerja berdasarkan sensor kerja mesin. Saat pengemudi berada di dalam mobil, pintu akan mengunci secara otomatis dalam lima detik setelah mesin dihidupkan. Begitu pun sebaliknya, pintu akan membuka secara otomatis dalam lima detik setelah mesin dimatikan.
Remote Control Sensor By Pass
Fitur alarm ini merupakan pengembangan dari fitur auto lock/unlock. Alarm ini mengendalikan sensor dengan remote control. Pintu tertutup dan terbuka tidak secara otomatis, namun diatur dengan remote yang bisa dikendalikan.
Anti-Scan/Anti-Grab Prevention/Anti-Code Grabbing
Alarm ini mempunyai kemampuan mengantisipasi pembajakan nomor kode dan frekuensi dengan cara remote control selalu mengirim nomor kode dan frekuensi yang berbeda ke sensor secara acak. Akibatnya, para pencuri yang biasanya dapat menyadap kode tersebut pada saat remote control diaktifkan akan mendapatkan data yang selalu berbeda.
Two-Stage Shock Sensor/Dual Zone Shock Sensor
Alarm ini mempunyai sistem peringatan dini. Cara kerjanya, alarm akan mengeluarkan bunyi peringatan bila terjadi gangguan berupa guncangan. Bila peringatan pertama diabaikan dan gangguan tetap terjadi, barulah alarm akan berbunyi sekencang-kencangnya.
Automatic Disable Starter/Starter Disable Output
Alarm ini berfungsi sebagai senjata pelindung terakhir pada mobil. Apabila pencuri nekat membobol kabin dan menjarah semua barang yang ada di dalam mobil maka saat mobil dipaksa dihidupkan, relay auto starter itu akan memutus arus listrik pada rangkaian pengapian sehingga mobil tidak bisa dibawa kabur.
Intrusion Alert With Memory/LED System Status Indicator
Alarm ini mampu memberikan laporan kepada pemilik mobil mengenai jenis gangguan yang pernah terjadi. Laporan diberikan dalam bentuk kode yang berkedip pada lampu indikator di dalam kabin. Setiap satu jenis kedipan lampu mewakili jenis gangguan yang berbeda. berbagai sumber
Sumber: Republika (9 April 2009)
Komentar ditutup